Jumat, 20 Juni 2014

Think Outside The Box



Assalamu'alaikum, wr, wb.

Kali ini saya akan membahas topik psikologi yang terkait dengan intelegensia, yakni berpikir di luar batasan masalah (think outside the box).

Sebelum saya mulai tulisan ini, saya ingin Anda mencoba teka-teki di bawah ini.



Buatlah salinan dari gambar berikut ini, dan hubungkanlah titik-titik tersebut dengan menggunakan tidak lebih dari empat garis lurus tanpa mengangkat pensil atau pena yang Anda gunakan. Setiap titik harus dilewati oleh salah satu garis. Dapatkah Anda melakukannya?

Berpikir di luar kotak adalah cara berpikir di luar batasan masalah yang ada ataupun cara berpikir dengan menggunakan perspektif yang baru. Yang dimaksud kotak dalam hal ini adalah perumpamaan pembatasan diri seseorang pada saat melihat suatu permasalahan. Dalam definisi yang lebih luas, berpikir di luar kotak dideskripsikan sebagai suatu cara pikir baru di luar kebiasaan dari cara berpikir yang sebelumnya, cara berpikir yang berbeda dari orang-orang pada umumnya, cara berpikir kreatif, di luar kemampuan diri dan kelompok, dan cara berpikir yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh siapapun sebelumnya. Pada intinya, berpikir di luar kotak berarti berani untuk berpikir lebih jauh, tidak terfokus hanya pada apa yang dihadapi dan apa yang biasanya orang pikirkan, tapi untuk bisa berfikir lebih jauh dari kemampuan dan kebiasaan yang ada dan orang-orang pada umumnya.

Dewasa kini, kita dituntut untuk berpikir secara kreatif demi menghadapi tantangan-tantangan hidup yang semakin kompleks. Cara lama tidak selalu dapat menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, pemikiran-pemikiran baru dibutuhkan untuk menghadapinya. Namun, tidak semua orang dapat melakukannya dikarenakan tingkat intelegensi yang berbeda-beda.

Terkait hal ini, ada istilah yang disebut dengan set mental, yaitu kecenderungan memecahkan suatu masalah dengan menggunakan heuristik, strategi, dan peraturan yang terbukti berhasil pada masa lalu. Set mental membuat proses pembelajaran manusia berjalan dengan efisien karena kita tidak perlu terus-menerus mencari solusi baru, namun di sisi lain, set mental akan menyulitkan kita saat masalah yang kita hadapi membutuhkan wawasan serta metode pemecahan masalah yang orisinal. Hal ini terjadi karena set mental membuat kita berpegang dengan kaku pada asumsi-asumsi dan pendekatan-pendekatan kuno, dan menghalangi kita untuk mencoba pendekatan atau solusi yang lebih baik dan lebih efisien.

Salah satu set mental yang umum adalah kecenderungan untuk mencari pola pada suatu kejadian. Kecenderungan ini bersifat adaptif karena kita menjadi terbantu untuk memahami dan mampu mengendalikan beberapa hal dalam hidup kita, tapi di sisi lainnya, kecenderungan tersebut juga menyebabkan kita melihat pola-pola yang “bermakna”, walaupun sebenarnya pola-pola tersebut tidak ada.

Kembali ke teka-teki di awal. 

Sebagian besar orang mengalami kesulitan dalam menjawab permasalahan tersebut karena memiliki set mental yang menginterpretasikan titik-titik tersebut sebagai sebuah kotak. Mereka kemudian mengasumsikan mereka tidak dapat membuat garis melewati batas kotak tersebut. Sekarang, setelah Anda mengetahui hal tersebut, jika Anda belum berhasil memecahkan teka-teki di atas, Anda dapat mencobanya lagi.

Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya agar kita dapat berpikir di luar batas masalah? Menurut wikihow.com, langkah-langkah berikut ini dapat dilakukan.
  1. Bersiaplah untuk perubahan besar
  2. Pelajari batas-batas masalah
  3. Memahami batas-batas masalah yang diberikan
  4. Pelajari apa yang menghalangi kemampuan Anda untuk berubah
  5. Menantang asumsi/anggapan orang lain
  6. Keluarlah dari kegiatan rutin yang membosankan
  7. Lakukanlah brainstorming
  8. Berpikir dari sisi lain
  9. Berliburlah

Melalui 'think outside the box', semoga kita dapat menjadi manusia-manusia kreatif yang dapat mengubah nasib bangsa ini menjadi lebih baik. Amin.

Sumber:
Buku Psikologi Edisi ke-9 Jilid 2, Carole Wade & Carol Tavris
www.wikipedia.com
www.wikihow.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar